HARI BUMI SEDUNIA
22 APRIL2012
SAVE OUR EARTH FOR OUR LIFE-earth day
SALAM LESTARI,
Hai teman-teman mahasiswa Brawijaya
INFO BRAVO IMPALA UNIBRAW kembali hadir dalam mengisi wacana teman-teman di edisi HARI BUMI 2012. Hari Bumi (Earth Day) sedunia yang jatuh pada tanggal 22 April ini penting untuk teman-teman ketahui dan semestinya bisa kita peringati bersama walau dengan hal sekecil apapun. Salah satunya dengan menambah wacana teman-teman tentang issu berikut. Info kali ini mengenai masalah utama BUMI tercinta kita yakni PEMANASAN GLOBAL serta PENGARUH KARST DALAM MEMINIMALISR PENINGKATAN PEMANASAN GLOBAL.
Semoga bermanfaat !!
KARST PENYERAP CO2
KARST MEMINIMALISIR PEMANASAN GLOBAL
LAFI-LAGI GLOBAL WARMING
Ingat kembali APA ITU GLOBAL WARMING ??
Pemanasan Global dalam hal ini (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global “ termasuk Indonesia “ yang terjadi pada kisaran 40 0C pada akhir abad 21. Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, dsb). Serta dampaknya bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat ialah gangguan terhadap
permukiman penduduk dan pengurangan produktivitas lahan pertanian.
Karbondioksida (CO2) dan Pemanasan Global
Karbondioksida adalah molekul yang tersusun atas unsur karbon dan oksigen. Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu penyebab pemanasan global selain beberapa gas lain seperti CH4, CFC, N2O, dan O3. Gas karbondioksida (CO2) dipakai sebagai komparasi terhadap kenaikan temperatur akibat adanya kenaikan gas rumah kaca karena memberi kontribusi terbesar dalam pemanasan global yakni 50%, sedangkan gas CFC berkontribusi sebesar 20%, CH4 sebesar 15%, O3 sebesar 8% dan NOx berkontribusi sebesar 7%.
KARST DAN KERUSAKANNYA
Kawasan karst adalah kawasan batuan karbonat (batu gamping dan dolomit) yang memperlihatkan morfologi karst (SK.Menteri ESDM No.1456 K/20/MEM/2000).
Cahyo Rahmadi (peneliti di Pusat Penelitian Biologi pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI) di ANTARA news.com mengungkapkan bahwa -Kerusakan kawasan karst di Pulau Jawa makin parah karena pemanfaatannya tidak dimulai dengan studi kelayakan yang memperhatikan fungsi hidrologi dan keunikan karakteristik karst. Ia mengatakan, kerusakan karst dalam jangka pendek maupun panjang bisa mengancam sumber-sumber air yang penting bagi masyarakat sekitar. Kerusakan karst, lanjut dia, juga berdampak pada kelestarian lingkungan gua karena kurangnya pasokan air menyebabkan ornamen gua mati dan berhenti berproses, serta fauna akuatik yang bergantung pada air rembesan seperti udang primitif Stenasellus kehilangan habitat dan punah.
KETERKAITAN KARST DAN CO2
Penyerapan karbondioksida (CO2) di kawasan karst terjadi pada proses karstifikasi. Proses ini diawali dengan larutnya karbondioksida (CO2) di dalam air membentuk H2CO3. Larutan H2CO3 bersifat tidak stabil sehingga terurai menjadi HCO32- dan H+. Ion H+ inilah yang kemudian akan menguraikan batugamping (CaCO3) menjadi Ca2+ dan HCO3-. Proses karstifikasi berlangsung dengan kesetimbangan reaksi kimia tertentu, di mana setiap pelarutan 1000 kg batugamping (CaCO3) akan diikuti dengan penyerapan karbondioksida (CO2) sebanyak 120 kg. Berikut ini adalah reaksi yang terjadi pada
proses karstifikasi: H2O + CO2 + CaCO3 <---> Ca2+ + 2HCO3-
FUNGSI STRATEGIS KAWASAN KARST INDONESIA
Kawasan karst di Indonesia memiliki fungsi yang sangat strategis dalam penyerapan karbondioksida (CO2). Hal tersebut berkaitan dengan posisi Indonesia yang terletak di kawasan tropis, di mana terpengaruh sistem gerakan atmosfer secara global. Gerakan atmosfer secara global yang berpengaruh terhadap kadar karbondioksida (CO2) di wilayah tropis adalah
gerakan yang ditimbulkan oleh adalah intertropical convergence zone (ITCZ). Keberadaan ITCZ menyebabkan terjadinya gerakan massa udara dari 300 LU dan 300 LS menuju wilayah tropis. Hal tersebut tentunya tidak hanya membawa massa udara saja, tetapi membawa uap air ,gas-gas penyebab efek rumah kaca dan lain-lain. Oleh karena itu penyerapan karbondioksida (CO2) oleh kawasan karst di daerah tropis menjadi sangat penting dalam upaya mencegah atau mengurangi dampak pemanasan global.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryono dan Adji pada tahun 2009 dengan judul “Atmospheric Carbondioxide Sequestration Trough Karst Denudation Process (Preliminary Estimation from Gunung Sewu Karst Area)” menunjukkan bahwa karbondioksida (CO2) yang dapat diserap oleh kawasan karst Gunungsewu dengan luas 1.300 km2 adalah 72.804 ton per tahun.
Rujukan :
Cahyadi, A. 2010. Zonasi kawasan karst di Indonesia sebagai salah satu upaya menjaga fungsi penyerapan. http://ahmad-cahyadi.blogspot.com/2010/05/zonasi-kawasan-karst-di-indonesia.html
Cahyo, Aji. 2011. Ancaman Kawasan Karst.http://tjahyo-adji.staff.ugm.ac.id/ancaman_karst_aquifer.pdf
0 komentar