Singgah di negeri Mangga Dua.

by - Maret 01, 2014

Negeri (desa) ini adalah negeri terpencil yang letaknya memang  jauh di pedalaman. Negeri ini adalah negeri penyangga kawasan Taman Nasional Manusela. Disini tinggal mereka penduduk asli tanah seram yakni suku naulu. Senyuman ramah masyarakatnya yang berkulit hitam menyapa dan menyambut kami Tim Ekspedisi Gua dan Karst “Pulau Seram”. Salah satu yang menjadi pemandangan kami adalah anak-anak. Anak-anak kecil mengerumuni kami. Mereka terlihat lusuh. Berkulit hitam, rambut dan pakaian di badan yang terlihat berantakan, perut buncit, kaki yang kusam karena tidak memakai alas kaki, serta hidung yang tak bersih dari hingus. Perempuan-perempuan muda yang sepatutnya belum berusia remaja sudah hamil dan menggendong anaknya. Para ibu-ibu yang sedang membersihkan kutu di kepala anaknya juga ramah menyapa kami.  Inilah kondisi yang kami lihat. Rumah-rumah berdiri kokoh dengan atapnya yang terbuat dari pelepah pohon sagu merupakan tempat tinggal mereka. Rumah ini terlihat unik. Jumlah rumah yang ada memang tidak banyak. Dalam satu rumah biasanya dihuni oleh banyak anggota keluarga. Fasilitas yang ada sangatlah minim. Arus listrik jelas tidak menyentuh negeri ini. Bagi mereka yang ingin mengenyam pendidikan SD haruslah berjalan kaki jauh ke desa di bawah. Begitu pula fasilitas lainnya. Ya ini memang negeri terpencil. Jumlah penduduknya juga tidak begitu banyak. Banyak yang sudah pergi merantau dan hanya mereka yang kuat yang bertahan disini. Mereka masih aktif  memanfaatkan hasil alam untuk menunjangkehidupan sehari-hari. Mereka masih kerap memburu hewan liar seperti rusa dan ular untuk dijadikan santapan. Ya inilah sekilas cerita tentang negeri Mangga Dua (erma).

bersama mereka, masyarakat terpencil di Negeri Mangga Dua

You May Also Like

0 komentar