Luweng Ombo, Gua vertikal terdalam se- pulau Jawa
Siapa yang tidak mengenal gua
ini. Gua vertikal yang keberadaannya sudah sangat dikenal bagi para penggiat
penelusuran gua baik di Jawa maupun luar pulau Jawa. Gua ini bernama Luweng
Ombo. Secara administratif gua ini terletak di Dusun Petung, Desa Kalak,
Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur. Dusun petung
terletak cukup jauh dari pusat kota Pacitan. Dari Terminal Pacitan, beberapa
alternatif transportasi ditawarkan. Bisa mengendarai bus hingga desa Punung dan
dilanjut dengan menyewa mobil pick up hingga ke dusun Petung dan bisa pula
dengan langsung menyewa mobil pick up hingga Luweng Ombo. Tarifnya berkisar Rp
200.000,-. Melalui medan bergelombang
hingga berbukit kawasan karst pegunungan sewu kami tempuh selama ± 3
jam.
Perizinan, merupakan salah satu
aspek penting yang perlu diperhatikan untuk melakukan kegiatan di gua ini. Gua
Luweng Ombo secara langsung berada di bawah pengawasan Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga Pacitan. Perizinan dilakukan di kantor
Disbudparpora Pacitan yang berada di Jl. WR. Supratman 20 A Pacitan. Sebaiknya
surat perizinan dimasukkan jauh hari sebelum kegiatan berlangsung. Kepala
Disbudparpora akan memberikan tembusan langsung untuk beberapa instansi lain
seperti Bakesbangpollinmas dan BNPB Pacitan. Apabila memerlukan pemberitahuan
untuk instansi kesehatan, dapat dimasukkan pula pemberitahuan ke RSUD Pacitan.
Di tingkat kecamatan, surat diberikan pada Kapolsek Donorojo. Adapun di tingkat
desa juga diberikan surat tembusan kepada kepala desa kalak. Di dusun Petung
juga diberikan surat pemberitahuan kepada kepala dusun Petung yaitu bapak
Suparni.
Berbicara tentang bapak Suparni,
beliau sudah sangat dikenal oleh rekan-rekan yang pernah mengunjungi Luweng
Ombo maupun gua lainnya di dusun ini bahkan sejak jaman dahulu. Kediamannya
tidak jauh dari Luweng Ombo (± 1 km). Apabila tidak camp di area
camping ground Luweng Ombo, kita dapat tinggal di rumah beliau.
Luweng Ombo, terletak di sisi
jalan dusun petung. Terdapat camping area (pos) disini. Tidak ada sumber air di
area ini, artinya pemenuhan air bisa dilakukan dipemukiman warga sekitar.
Dilihat dari permukaan letak mulut gua ini tidak berada di lembahan dan bukan
merupakan catchmet area. Mulut Luweng Ombo cukup besar. Gua ini
berbentuk collapse. Beberapa vegetasi
seperti semak, kelapa, singkong, dan jagung dapat ditemukan di sekitaran mulut
gua. Melihat ke bawah, terlihat suatu dataran hijau seperti rumput di bawah.
Berbicara tentang sejarah Luweng Ombo, tidak banyak hal khusus yang beredar. Cerita
dari bapak Suparni pada zaman dahulu permukaan Luweng Ombo datar dan menjadi
lahan tegalan masyarakat dusun. Terdapat tempat penyimpanan padi dan tempat
memelihara hewan ternak oleh salah seorang warga. Disimpan pula alat-alat
pertanian disini. Hingga pada suatu hari tanpa diketahui banyak orang, dataran
ini amblas dan runtuh. Hingga harta kepemilikan warga tersebut turut lenyap.
Dalam menuruni Luweng Ombo jelas
persiapan peralatan terutama perlengkapan TPGV harus benar-benar lengkap.
Kesiapan fisik tim di awal juga sangat penting. Anchor natural berupa batu besar di mulut gua dapat menjadi pilihan
leader sebagai rigging man di gua ini. Instalasi rigging siap, dan tim satu- per satu dapat turun pada lintasan tali
yang free hingga 120 m ke dasar gua. Suasana menakjubkan memandangi kemegahan
Luweng Ombo tentu akan dirasakan oleh masing-masing tim ketika turun.
Dasar gua ternyata bukan suatu
area yang datar. Dasar ini bergelombang. Banyak sisi berupa slope ke bawah. Boulder-boulder besar
mendominasi dasar gua ini. Vegetasi yang berada disini tidak semuanya rumput.
Beberapa pohon tahunan dapat ditemukan disini. Semak- belukar juga menutupi
semua dasar gua. Benar-benar hijau dan terasa sirkulasi udara yang sangat segar
dan indah dipandang mata. Terlihat ada beberapa lorong yang berada di sisi gua.
Perlu berjalan scrambling ke bawah
mendekati mulut lorong-lorong ini. Udara terasa cukup sesak apabila semakin
mendekati lorong ini karena kabut tebal pertanda tingginya aktivitas kelelawar
didalamnya. Dari dasar gua ini akan ditemukan kepuasan tersendiri melihat
pemandangan sekitar. Suara percikan air mengalir di dinding gua, berkas cahaya
yang masuk, hamparan hijau vegetasi di dasar gua, hingga burung-burung yang beterbangan
di atas sana. Inilah Luweng Ombo.
0 komentar