Klamono Tak akan Ku Lupa, Tempat Kita Belajar Bersama
Klamono's night |
Hari itu tepatnya tanggal 7 Februari 2016. Sore hari sekitar
pukul 17.00 WIT, kupijakkan kaki di tanah Papua. Ya tepatnya di sebuah Distrik ±100
km dari pusat Kota Sorong, Papua Barat. Inilah Distrik Klamono yang akan
menjadi tempat tinggal kami Tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat Subkorwil –
2. Sore itu masyarakat setempat telah ramai berkerumun dan menyambut kedatangan
kami. Dengan sebuah acara penyambutan berupa tari-tarian dan keramahtamahan
warganya langsung menyapa kami di sore itu.
Selamat datang perantau................ |
Sore itu di sebuah halaman sekolah SMP N Klamono,
pertama kalinya kulihat langit di atas tanah papua. Tidak hanya aku, hal yang
sama juga pasti dirasakan yang lain. Perlahan langit semakin menghilang, tim
penari Yosim Pancar masih riang gembira membawakan tariaannya. Kami juga sibuk
berkenalan satu sama lain dengan warga sekitar. Semua tampak gembira. Anak-anak
berlarian kesana kemari seolah-olah mengajak kami untuk turut serta
melakukannya.
Penyambutan kami |
Tarian Yosim Pancar buat penyambutan kitorang |
Mendarat di Papua Barat (y) |
Mulai gelap, kami segera membawa carier dan penyusak menuju
tempat tinggal masing-masing. Di belakang sekolah telah berdiri kokoh dan rapi
tenda-tenda pleton dengan jumlah banyak. Tidak jauh dari tenda-tenda tersebut,
ada dua buah rumah yang siap menyambut kami para srikandi. Inilah barak kami,
barak putri.
Dimulai dari hari ke-2
Aktifitas pertama kami adalah olahraga pagi sambil
bernyanyi-nyayi. Sudah tidak kaget lagi, karena sudah sebulan lamanya kami
melakukan hal ini setiap paginya ketika berada di Pusdikpassus Batujajar
Bandung. Selesainya kami lanjutkan dengan aktivitas kurve. Kurve menjadi
aktivitas rutin kami hingga tiga bulan kedepan. Dihari kedua ini pula kami
langsung menikmati santapan khas Papua, papeda ditambah sayur kuah kuning
dengan daging rusa, ikan, dan kanguru sebagai lauknya.
Minggu pertama dilalui dengan aktivitas kurve dan pembekalan
dari berbagai instansi kota maupun kabupaten Sorong. Aktivitas poskotis terasa
begitu padat minggu itu. Kami pun mempersiapkan diri untuk kegiatan upacara
pembukaan di kantor bupati Kabupaten Sorong di tanggal 18 Februari 2016.
Belajar belajar panas panas |
Papeda dan sagu padat ditambah kuah kuning daging laulau |
Klamono yang dahsyat panasnya
Klamono dikenal dengan sumber minyak buminya. Panas yang
menyengat terhitung mulai pukul 08.00 WIT pagi hingga sore hari adalah hal yang
kami rasakan setiap harinya. Di distrik
inilah PT. Pertamina melakukan aktivitas penambangan minyak bumi. Berada di
dalam tenda poskotis terasa berada di ruangan
seperti sauna. Membangun para-para (tempat berteduh) di bawah pohon, melarikan
diri ke warung sambil meminum es adalah cara kami menghilangkan jenuh karena
kepanasan.
Air di Klamono
Klamono juga minim akan sumber air bersih. Masyarakat harus
rela membayar uang yang tidak sedikit untuk mendapatkan air bersih. Begitu pula
kami, sehari-hari kami mengambil air dari sungai yang biasa kami bilang air
milo atau air cappucino. Air berwarna coklat dan keruh inilah yang kami
manfaatkan untuk mandi dan aktivitas mencuci setiap harinya. Bagi kami yang
memiliki pakaian berwarna putih, pasti tidak akan tega untuk mencuci pakaian
dengan air ini.
Lumpur Klamono
Tidak perlu terlalu sibuk berdandan dan bergaya rapi sehabis mandi. Karena sejak hujan pertama kalinya turun di kampung itu, seketika pula tanah yang biasanya kering kerontang menjadi lumpur. Lingkungan poskotis menjadi banjir dan sibuknya para kawan-kawan di dalam tenda melindungi barang-barangya agar tidak kebasahan. Hujan yang turun hampir tiap hari cukup merepotkan kami membersihkan sandal,sepatu, ujung celana yang selalu kotor, dan pastinya rumah kami.
Barak Putri
Ada dua rumah yang dijadikan barak putri. Masing-masing kami huni tujuh orang. Di rumah pertama ada Letda dr. Asri Laksitarini, Alifah, Inayah, Yani, Indah, Margaretha, dan Saya. Di rumah sebelah ada Nurits, Retno, Ratna, Natya, Visca, Elis, dan Fika. Disediakan juga 14 buah velbed yang menjadi tempat ternyaman untuk istirahat selama tiga bulan. Disebelah barak kami dibuatkan sebuah kolam, maksudnya bak penampungan air kami dan jemuran di belakangnya.
Pasukan Kodok Malam
Hujan yang mengguyur tiap harinya, menjadi musim yang pas bagi para pasukan kodok menemani malam kami. Di halaman barak putri pasukan kodok yang ntah berapa jumlahnya itu selalu menjadi teman kami di setiap malam. Tidak hanya karena jumlahnya yang banyak, kodok pernah beberapa kali menemani eta lari pagi karena kodok masuk ke dalam sepatu olahraganya hii.
Kami yang sudah seperti keluarga
Hidup bersama dalam kurun waktu yang cukup lama adalah
hal utama yang akan selalu menjadi kenangan. Ada sosok teman, rekan, partner,
bapak, abang, adik, mbak dan saudara. Kami yang datang dari berbagai penjuru
dari Sumatera hingga Papua, dari kalangan sipil, TNI, dan Polri. Ada banyak
keluh kesah disana sini, suka duka setiap harinya. Ini adalah kenangan gaes..
0 komentar