Klamono Tak akan Ku Lupa, Tempat Kita Belajar Bersama

by - April 21, 2017

Klamono's night


Hari itu tepatnya tanggal 7 Februari 2016. Sore hari sekitar pukul 17.00 WIT, kupijakkan kaki di tanah Papua. Ya tepatnya di sebuah Distrik ±100 km dari pusat Kota Sorong, Papua Barat. Inilah Distrik Klamono yang akan menjadi tempat tinggal kami Tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat Subkorwil – 2. Sore itu masyarakat setempat telah ramai berkerumun dan menyambut kedatangan kami. Dengan sebuah acara penyambutan berupa tari-tarian dan keramahtamahan warganya langsung menyapa kami di sore itu.

Selamat datang perantau................
Sore itu di sebuah halaman sekolah SMP N Klamono, pertama kalinya kulihat langit di atas tanah papua. Tidak hanya aku, hal yang sama juga pasti dirasakan yang lain. Perlahan langit semakin menghilang, tim penari Yosim Pancar masih riang gembira membawakan tariaannya. Kami juga sibuk berkenalan satu sama lain dengan warga sekitar. Semua tampak gembira. Anak-anak berlarian kesana kemari seolah-olah mengajak kami untuk turut serta melakukannya.

Penyambutan kami

Tarian Yosim Pancar buat penyambutan kitorang

Mendarat di Papua Barat (y)

Mulai gelap, kami segera membawa carier dan penyusak menuju tempat tinggal masing-masing. Di belakang sekolah telah berdiri kokoh dan rapi tenda-tenda pleton dengan jumlah banyak. Tidak jauh dari tenda-tenda tersebut, ada dua buah rumah yang siap menyambut kami para srikandi. Inilah barak kami, barak putri.

Dimulai dari hari ke-2

Aktifitas pertama kami adalah olahraga pagi sambil bernyanyi-nyayi. Sudah tidak kaget lagi, karena sudah sebulan lamanya kami melakukan hal ini setiap paginya ketika berada di Pusdikpassus Batujajar Bandung. Selesainya kami lanjutkan dengan aktivitas kurve. Kurve menjadi aktivitas rutin kami hingga tiga bulan kedepan. Dihari kedua ini pula kami langsung menikmati santapan khas Papua, papeda ditambah sayur kuah kuning dengan daging rusa, ikan, dan kanguru sebagai lauknya.
Minggu pertama dilalui dengan aktivitas kurve dan pembekalan dari berbagai instansi kota maupun kabupaten Sorong. Aktivitas poskotis terasa begitu padat minggu itu. Kami pun mempersiapkan diri untuk kegiatan upacara pembukaan di kantor bupati Kabupaten Sorong di tanggal 18 Februari 2016.
Belajar belajar panas panas

Papeda dan sagu padat ditambah kuah kuning daging laulau


Klamono yang dahsyat panasnya


Klamono dikenal dengan sumber minyak buminya. Panas yang menyengat terhitung mulai pukul 08.00 WIT pagi hingga sore hari adalah hal yang kami rasakan setiap harinya.  Di distrik inilah PT. Pertamina melakukan aktivitas penambangan minyak bumi. Berada di dalam tenda poskotis terasa berada di ruangan  seperti sauna. Membangun para-para (tempat berteduh) di bawah pohon, melarikan diri ke warung sambil meminum es adalah cara kami menghilangkan jenuh karena kepanasan.

Air di Klamono
Klamono juga minim akan sumber air bersih. Masyarakat harus rela membayar uang yang tidak sedikit untuk mendapatkan air bersih. Begitu pula kami, sehari-hari kami mengambil air dari sungai yang biasa kami bilang air milo atau air cappucino. Air berwarna coklat dan keruh inilah yang kami manfaatkan untuk mandi dan aktivitas mencuci setiap harinya. Bagi kami yang memiliki pakaian berwarna putih, pasti tidak akan tega untuk mencuci pakaian dengan air ini.

Lumpur Klamono
Tidak perlu terlalu sibuk berdandan dan bergaya rapi sehabis mandi. Karena sejak hujan pertama kalinya turun di kampung itu, seketika pula tanah yang biasanya kering kerontang menjadi lumpur. Lingkungan poskotis menjadi banjir dan sibuknya para kawan-kawan di dalam tenda melindungi barang-barangya agar tidak kebasahan. Hujan yang turun hampir tiap hari cukup merepotkan kami membersihkan sandal,sepatu, ujung celana yang selalu kotor, dan pastinya rumah kami.

Barak Putri
Ada dua rumah yang dijadikan barak putri. Masing-masing kami huni tujuh orang. Di rumah pertama ada Letda dr. Asri Laksitarini, Alifah, Inayah, Yani, Indah, Margaretha, dan Saya. Di rumah sebelah ada Nurits, Retno, Ratna, Natya, Visca, Elis, dan Fika. Disediakan juga 14 buah velbed yang menjadi tempat ternyaman untuk istirahat selama tiga bulan. Disebelah barak kami dibuatkan sebuah kolam, maksudnya bak penampungan air kami dan jemuran di belakangnya.

Pasukan Kodok Malam
Hujan yang mengguyur tiap harinya, menjadi musim yang pas bagi para pasukan kodok menemani malam kami. Di halaman barak putri pasukan kodok yang ntah berapa jumlahnya itu selalu menjadi teman kami di setiap malam. Tidak hanya karena jumlahnya yang banyak, kodok pernah beberapa kali menemani eta lari pagi karena kodok masuk ke dalam sepatu olahraganya hii.

Kami yang sudah seperti keluarga 
Hidup bersama dalam kurun waktu yang cukup lama adalah hal utama yang akan selalu menjadi kenangan. Ada sosok teman, rekan, partner, bapak, abang, adik, mbak dan saudara. Kami yang datang dari berbagai penjuru dari Sumatera hingga Papua, dari kalangan sipil, TNI, dan Polri. Ada banyak keluh kesah disana sini, suka duka setiap harinya. Ini adalah kenangan gaes..




You May Also Like

0 komentar